Wahai Hati



Yang terlihat bukan berarti yang benar terjadi
Dear, mengapa harus sibuk berprasangka jika kita bisa bertabayyun?
Tabayyun sebelum berprasangka itu lebih baik 😊

"Jauhilah banyak prasangka karena sebagian dari prasangka itu adalah dosa" (QS. 49 : 12)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِيَّا كُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلاَ تَحَسَّسُوا وَلاَ تَجَسَّسُوا وَلاَ تَحَاسَدُوا وَلاَتَدَابَرُوا وَلاَتَبَاغَضُوا وَكُوْنُواعِبَادَاللَّهِ إحْوَانًا 

"Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara” - (HR Bukhari Muslim)

Sering kali hati sulit untuk tidak berprasangka, namun, heyy kita berkuasa penuh atas hati kita sendiri. Cukup bilang, "Wahai hatiku, apalah maknanya untukmu berprasangka terhadap hal yang tak kau ketahui kebenarannya. Sungguh ada hal-hal dalam hidup yang tak perlu kau ketahui jalan ceritanya secara menyeluruh. Biarkan ia menjadi rahasia indah, bagi hati yang mendamba kedamaian".


Self Reminder
In frame : Nayaka Nabil Hadzkhan Hardiyono

Komentar